Jumat, 10 Februari 2012

Hikmah berdiam diri

Email This BlogThis! Share to Facebook

Dalam upaya mendewasakan diri kita, salah satu langkah awal yang
harus kita pelajari adalah bagaimana menjadi pribadi yang berkemampuan dalam
menjaga juga memelihara lisan dengan baik dan benar. Sebagaimana yang disabdakan
Rasulullah saw, "Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir hendaklah
berkata benar atau diam.", hadits diriwayatkan oleh Bukhari.

1.
Jenis-jenis Diam
Sesungguhnya diam itu sangat bermacam-macam penyebab dan
dampaknya. Ada yang dengan diam jadi emas, tapi ada pula dengan diam malah
menjadi masalah. Semuanya bergantung kepada niat, cara, situasi, juga kondisi
pada diri dan lingkungannya. Berikut ini bisa kita lihat jenis-jenis
diam:

a. Diam Bodoh
Yaitu diam karena memang tidak tahu apa
yang harus dikatakan. Hal ini bisa karena kekurangan ilmu pengetahuan dan
ketidakmengertiannya, atau kelemahan pemahaman dan alasan ketidakmampuan
lainnya. Namun diam ini jauh lebih baik dan aman daripada memaksakan diri bicara
sok tahu.

b. Diam Malas
Diam jenis merupakan keburukan, karena
diam pada saat orang memerlukan perkataannya, dia enggan berbicara karena merasa
sedang tidak mood, tidak berselera atau malas.

c. Diam
Sombong
Ini pun termasuk diam negatif karena dia bersikap diam
berdasarkan anggapan bahwa orang yang diajak bicara tidak selevel
dengannya.

d. Diam Khianat
Ini diamnya orang jahat karena dia
diam untuk mencelakakan orang lain. Diam pada saat dibutuhkan kesaksian yang
menyelamatkan adalah diam yang keji.

e. Diam Marah
Diam seperti
ini ada baiknya dan adapula buruknya, baiknya adalah jauh lebih terpelihara dari
perkataan keji yang akan lebih memperkeruh suasana. Namun, buruknya adalah dia
berniat bukan untuk mencari solusi tapi untuk memperlihatkan kemurkaannya,
sehingga boleh jadi diamnya ini juga menambah masalah.

f. Diam Utama
(Diam Aktif)
Yang dimaksud diam keutamaan adalah bersikap diam hasil dari
pemikiran dan perenungan niat yang membuahkan keyakinan bahwa dengan bersikap
menahan diri (diam) maka akan menjadi maslahat lebih besardibanding dengan
berbicara.


2. Keutamaan Diam Aktif

a. Hemat
Masalah
Dengan memilih diam aktif, kita akan menghemat kata-kata yang
berpeluang menimbulkan masalah.

b. Hemat dari Dosa
Dengan diam
aktif maka peluang tergelincir kata menjadi dosapun menipis, terhindar dari
kesalahan kata yang menimbulkan kemurkaan Allah.

c. Hati Selalu
Terjaga dan Tenang
Dengan diam aktif berarti hati akan terjaga dari riya,
ujub, takabbur atau aneka penyakit hati lainnya yang akan mengeraskan dan
mematikan hati kita.

d. Lebih Bijak
Dengan diam aktif berarti
kita menjadi pesdengar dan pemerhati yang baik, diharapkan dalam menghadapi
sesuatu persoalan, pemahamannya jauh lebih mendaam sehingga pengambilan
keputusan pun jauh lebih bijak dan arif.

e. Hikmah Akan
Muncul
Yang tak kalah pentingnya, orang yang mampu menahan diri dengan
diam aktif adalah bercahayanya qolbu, memberikan ide dan gagasan yang cemerlang,
hikmah tuntunan dari Allah swtakan menyelimuti hati, lisan, serta sikap dan
perilakunya.

f. Lebih Berwibawa
Tanpa disadari, sikap dan
penampilan orang yang diam aktif akan menimbulkan wibawa tersendiri. Orang akan
menjadi lebih segan untuk mempermainkan atau meremehkan.

Selain itu, diam
aktif merupakan upaya menahan diri dari beberapa hal, seperti:
1. Diam dari
perkataan dusta
2. Diamdari perkataan sia-sia
3. Diam dari komentar
spontan dan celetukan
4. Diam dari kata yang berlebihan
5. Diam dari
keluh kesah
6. Diam dari niat riya dan ujub
7. Diam dari kata yang
menyakiti
8. Diam dari sok tahu dan sok pintar

Mudah-mudahan kita
menjadi terbiasa berkata benar atau diam. Semoga pula Allah ridha hingga akhir
hayat nanti, saat ajal menjemput, lisan ini diperkenankan untuk mengantar
kepergian ruh kita dengan sebaik-baik perkataan yaitu kalimat tauhiid "laa ilaha
illallah" puncak perkataan yang menghantarkan ke surga. Aamiin.

Posted in: hikmah berdiam diri

Tidak ada komentar: