Puisi AKU DAN JIWAKU
Email This BlogThis! Share to Facebook

AKU DAN JIWAKU
# Karena tidak melakukan dosa besar,
sering aku merasa tak memiliki dosa besar….
Padahal kumpulan dosa-dosa kecilku menjadi dosa besar
Jiwaku berkata :
” Ingatkah kamu betapa banyak dosa kecil yang
menyebabkan pelakunya Su’ul Khatimah (akhir yang buruk)?
Terkadang dosa kecil bisa berubah menjadi dosa besar...
Ketika rutin dilakukan;
Menganggap kecil dosa;
Merasa senang dengan dosa;
Menyepelekan perlindungan Allah;
Pamer dosa;
Menginspirasi pendosa lain."
Dan ingatlah ketika Ibnu Abbas r.a berkata :
" Wahai pemilik dosa, kamu pasti akan mengikuti dosa besar dari dosa yang lain,
Kurangnya rasa malumu kepada orang yang sebelah kanan dan kirimu adalah dosa besar,
Kamu tertawa sedangkan kamu tidak tahu apa yang akan diperbuat Allah padamu adalah Dosa besar.
Kebahagiaanmu dengan dosa yang kamu lakukan adalah dosa besar,
Kesedihanmu terhadap dosa ketika kamu kehilangannya adalah dosa besar.
Dan ketakutanmu dari angin yang jika menggetarkan pintumu , namun dosa
yang kamu lakukan tidak menggetarkan hatimu dari pandangan Allah
terhadapmu adalah dosa paling besar . "
# Karena ibadah wajib sudah kukerjakan.
Sering ku merasa amal kebajikanku sudah cukup.
Padahal tidak ada jaminan kualitas atas hal itu.
Jiwa ku berkata :
” Benar, Tidak ada jaminan kualitas atas hal itu”.
Jika ibadah yang kamu lakukan semata-mata hanya sebatas penggugur
kewajiban, alangkah kasihannya kamu.Ibadah hanya beban, ritual,
alakadarnya.
Kebohongan terbesar manusia adalah ketika mengganggap ibadah bukan kebutuhan.
Bagaimana mungkin kamu mengharap “Dicintai Allah” bila kamu tidak pernah melakukan” amalan-amalan yang dicintainya?
”ENERGI IBADAH akan memancar kuat jika kamu beribadah dengan amalan yang sangat dicintai Allah SWT dan digemari Rasulullah SAW,
# Karena kedua perekam itu tidak terlihat,
begitu nikmatnya kubicarakan kejelakan orang lain.
Padahal suara hatipun terekam oleh keduanya.
Jiwaku berkata :
”Hindarilah Ghibah”. Ingatlah ketika seseorang mengalami azab kubur yang sangat pedih disebabkan karena ia suka menggunjing.
"Jauhilah kebanyakan dari prasangka
Sesungguhnya sebagian dari prasangka itu adalah dosa
Janganlah kamu mencari-cari kesalahan orang lain
Janganlah sebagian kamu menggunjing sebagian yang lain
Sukakah diantara kamu memakan daging saudaranya sendiri yang sudah mati?
Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya
Dan bertakwalah kepada Allah
Sesungguhnya Allah Maha penerima taubat lagi Maha Penyayang"(QS Al-hujarat:12)
# Karena tak tahu kapan datangnya ajal.
Hampir tidak pernah kutulis dan kuucapakan wasiat.
Padahal utang dan janjikupun tak hanya satu dua.
Jiwa ku berkata :
“Bayarlah utang, tuliskan wasiat, sebab utang kalau tidak dibayarkan didunia maka akan di bayar diakhirat”.
Dihari kiamat kelak , Allah SWT akan mengundang para penghutang
(Shaahibud dain) dihadapan Qudratnya. Allah SWT berfirman “Wahai anak
Adam! , mengapa kalian berhutang dan mengambil pinjaman atas orang
lain?” . Mereka menjawab. “Wahai Tuhan kami, Engkau Maha Mengetahui
bahwa kami mengambil hutang disebabkan kami tidak bisa makan, tidak bisa
minum dan tidak berpakaian. Kami tidak menghambur-hamburkannya
melainkan kami ditimpa kebakaran, kemalingan dan kebangkrutan”.
Allah SWT kembali berfirman, “Benar hamba-ku!, Aku lebih berhak membayar atas diri kalian semua”
Maka ditimbanglah amal mereka, sehingga lebih condong kepada kebaikan
mengalahkan amal keburukan. Mereka dimasukkan ke dalam surga karena
Rahmatnya (HR Ahmad dan Thabrani)
Lalu jiwaku melanjutkan, Sedang bagi yang berpiutang.
Allah SWT merahmati dan memuliakan orang yang memberi pinjaman pahala malah lebih baik dari sadaqah.
Rasulullah bersabda: “Rahmat Allah atas siapa-siapa yang mudah dalam
membeli , mudah dalam menjual,mudah dalam membayar dan mudah dalam
menagih”(HR :Bukhari)
( Memberikan kemudahan berarti meniadakan
unsur yang memberatkan. Bisa dengan keleluasaan tempo pembayaran,
memundurkan atau menghapus utang sama sekali)
Jiwakupun berkata :
Tepatilah janji, salah satu ciri orang munafik adalah orang yang tidak menepati janji
# Karena kematian belum menghampiriku.
Sedikit kuperbuat untuk menghadapinya.
Padahal ketika itu keputusasaan pun tak ada guna.
Jiwaku berkata :
” Ingatlah kematian!!!
Persiapkanlah bekal untuk kehidupan yang abadi.
Jadikanlah dunia sebagai ladang amal untuk akhiratmu "
Sesungguhnya kematian itu pasti datang.
Tidak ada yang tau kapan dia akan menjemputmu, mungkin esok. Lusa,
seminggu lagi, sebulan lagi atau bahkan mungkin beberapa menit lagi.
Lihatlahlah usia mu, berapa banyak yang kamu investasikan untuk akhirat.
Berapa banyak yang digunakan untuk beribadah dan mengerjakan amal shaleh
Padahal tidurpun adalah kebaikan bila diniatkan.
Padahal bekerjapun adalah kebaikan bila di niatkan.
Di Yaumil akhir kelak di hadapan Allah SWT setiap menit, setiap detik akan diminta pertanggungjawabannya.
# Akupun tercenung, gemetar dan merinding
Ya ALLAH.... , ampunilah aku hambamu yang telah lalai ini...
Yang telah mendhalimi diri sendiri...,
atas Hidup yang belum memberi arti,
atas usia yang tersia-siakan,
atas waktu yang terbuang percuma,
atas janji yang terabaikan,
ibadah yang tidak seberapa...
Ya Allah aku Malu terhadap-Mu...
Aku takut atas Murka-Mu...,
Aku tidak Kuat menghadapi Azab-Mu....
Jiwaku berkata :
”Menangislah....,
Tangisilah dosa-dosa yang telah kamu lakukan
Yang telah menjadikan kamu orang yang lalai.
Sebelum hatimu benar-benar sakit dan mati....
Hati yang tidak bisa membedakan yang baik dan yang buruk
Hidupkanlah hatimu dengan Zikrullah
Lakukanlah ibadah-ibadah sunnah yang di cintai ALLAH.
bergaullah dengan orang-orang shaleh,
Kendalikan hawa nafsu,
Jauhkan diri dari hal-hal yang merusak iman, hindari kemaksiatan,
Pelihara matamu dari melihat yang diharamkan
Carilah seribu celah untuk melakukan kebaikan.
Teteskanlah airmata penyesalan,
Minumlah cawan kesedihan,
Taburkanlah debu diatas kepalamu
Nyaringkanlah tangismu didepan Sang Kekasih,
Serta bermunajatlah kepada Allah dikeheningan malam
Lalu ucapkan, “Wahai Tuhan, pindahkan aku dari hinanya maksiat kepada kemuliaan Taat!”
Mohonlah kepada Allah Tobat Nasuha,Tobat yang tulus kepada Allah, bersih dari segala kotoran, dan disertai penyesalan…
Jangan berputus Asa dari Rahmat Allah …
KARENA… .....
NERAKA...BUKANLAH UNTUKMU !!!...
YA ALLAH... hamba mohon….
Ya Allah, Walaupun aku begitu jauh dari hamba-hamba Mulia Pilihan-Mu,
Hamba Mohon… kokohkanlah kakiku untuk melangkah dijalan-Mu...
Kokohkan Jiwa dan hati-ku untuk menggapai Ridha-Mu,
Kokohkan Iman-ku sampai akhir nanti...
YA ALLAH Yang Maha Mulia, muliakanlah kami dengan ketakwaan...
Ya Allah Seandainya ini adalah hari terakhir hidup-ku maka terimalah
taubat-ku ini karena begitu banyak dosa yang telah kulakukan
YA ALLAH Ampunilah dosa- dosa kami...
Amin...
Posted in: Puisi AKU DAN JIWAKU

Bercerminlah sahabatku
Email This BlogThis! Share to Facebook
Tatkala kudatangi sebuah cermin,
Tampaklah sosok yang sudah sangat lama
Kukenal dan sangat sering kulihat.
Namun aneh, sesungguhnya ...
aku belum Mengenal siapa yang kulihat.
Tatkala kutatap WAJAH, hatiku bertanya :
Apakah wajah ini yang kelak akan BERCAHAYA
Dan BERSINAR INDAH DI SURGA?
Ataukah wajah ini yang HANGUS LEGAM DI NERAKA JAHANAM?
Tatkala ku menatap MATA, nanar hatiku bertanya :
MATA INIKAH YANG AKAN MENATAP ALLAH? ,
Rasulullah, dan Kekasih-kekasih Allah kelak?
Ataukah mata ini yang TERBELIAK, MELOTOT,
TERBURAI MENATAP NERAKA JAHANAM?
Akankah mata penuh maksiat ini akan menyelamatkan?
WAHAI MATA, APA GERANGAN YANG KAU TATAP SELAMA INI?
Tatkala kutatap MULUT, apakah mulut ini
Yang kelak mendesah penuh kerinduan
Mengucap LAA ILAAHA ILLALLAAH saat malaikat maut menjemput?
Ataukah menjadi MULUT YANG MENGANGA
DENGAN LIDAH MENJULUR, DENGAN LENGKINGAN JERIT PILU
yang akan mencopot sendi-sendi setiap yang mendengar?
Ataukah mulut ini jadi pemakan buah zaqum
Di jahanam yang getir , penghangus dan penghancur setiap usus?
APAKAH GERANGAN YANG ENGKAU UCAPKAN
WAHAI MULUT YANG MALANG?
Berapa banyak dusta yang engkau ucapkan?
Berapa banyak hati yang remuk
Dengan sayatan pisau kata-katamu yang mengiris tajam?
Berapa banyak kata-kata semanis madu
Yang palsu yang engkau ucapkan untuk menipu?
Berapa sering engkau berkata jujur?
Berapa langkanya engkau dengan syahdu
memohon agar Allah mengampunimu?
Tatkala kutatap TUBUHku, apakah tubuh ini
Yang kelak menyala penuh cahaya, bersinar,
bersuka cita, bercengkrama disurga?
Ataukah tubuh yang akan tercabik-cabik
hancur mendidih dalam lahar neraka jahanam,
Terpasung tanpa ampun,
menderita yang tak akan pernah berakhir?
WAHAI TUBUH , BERAPA BANYAK MAKSIAT
YANG TELAH ENGKAU LAKUKAN?
Berapa banyak orang-orang yang engkau zalimi dengan tubuhmu?
Berapa banyak hamba-hamba yang lemah
yang engkau tindas dengan kekuatanmu?
Berapa banyak perindu pertolongan yang engkau acuhkan-
tanpa peduli, padahal engkau mampu?
Berapa banyak hak-hak yang engkau rampas?
Ketika kutatap HATI tubuh,
Seperti apakah gerangan isi hatimu?
Apakah isi hatimu sebagus kata-katamu?
Ataukah sekotor daki-daki yang melekat ditubuhmu?
Apakah hatimu segagah ototmu.
Ataukah selemah daun-daun yang sudah rontok?
Apakah hatimu seindah penampilanmu,
Ataukah sebusuk kotoran-kotoranmu?
Betapa beda.... betapa beda apa yang tampak dicermin
dengan apa yang tersembunyi...
Aku telah tertipu oleh topeng yang selama ini tampak
Betapa banyak pujian yang terhampar hanyalah memuji topeng
Sedangkan aku....
hanyalah seonggok sampah yang terbungkus
Aku tertipu... Aku malu Ya Allah...
Ya Allah... selamatkan aku....
Amin...Ya Rabbil 'alamin
Posted in: bercerminlah sahabatku

RINTIHAN DO'A
(Imam Ali Zainal Abidin Assajad)
Ya Allah,
Yang tak tersembunyi bagi-Nya apapun yang dilangit dan dibumi..
Bagaimana mungkin TERSEMBUNYI bagi-Mu, Tuhanku
Apa yang Engkau CIPTAKAN....
Bagaimana mungkin Engkau tidak MENGHITUNG
Apa yang Engkau BUAT....
Bagaimana mungkin HILANG dari-Mu
Apa yang Engkau ATUR....
Bagaiman mungkin bisa LARI dari-Mu
Orang yg tidak ada kehidupan kecuali dgn REZEKI-Mu...
Bagaimana mungkin SELAMAT dari-Mu
Orang yang tidak punya tempat lari di luar KEKUASAAN-Mu..
Mahasuci Engkau!
Orang yang paling TAKUT diantara makhluk-Mu
Adalah orang yang paling MENGENAL-Mu...
Orang yang paling MERENDAH pada-Mu
Adalah orang yang paling banyak BERAMAL mentaati-Mu
Orang yang paling HINA dihadapan-Mu...
Adalah orang Kau berikan REZEKI tapi dia MENYEMBAH selain-Mu..
Mahasuci Engkau!
Tidak mengurangi KEKUASAAN-Mu......
Orang yg MEMPERSEKUTUKAN-Mu & MENDUSTAKAN para utusan-Mu
Orang yang MEMBENCI KETENTUAN-Mu
Tidak akan mampu menolak PERINTAH-Mu....
Orang yang menolak KEKUASAAN-Mu
Tidak dapat MENGHINDAR dari-Mu....
Orang yang MENYEMBAH selain-Mu
Tidak dapat MENJAUH dari-Mu....
Orang yang MEMBENCI PERTEMUAN dengan-Mu
Tidak akan hidup ABADI di dunia.....
Mahasuci Engkau!
Alangkah agungnya kemuliaan-Mu.....
Alangkah besarnya kekuasaan-Mu....
Alangkah dahsyatnya kekuatan-Mu....
Alangkah cepatnya perintah-Mu....
Mahasuci Engkau!
Kau tentukan pada seluruh makhluk-Mu kematian
Orang yg mengesakan-Mu dan kafir kepada-Mu
Semua merasakan kematian..
Semua kembali pada-Mu...
Maha Mulia Engkau, Maha Tinggi...
Tidak Ada Tuhan Kecuali Engkau...
Esa dan Tiada sekutu bagi-Mu...
Aku beriman kepadaMu.....
Aku benarkan utusan-Mu
Aku terima kitab-Mu
Aku tolak setiap sembahan selain-Mu
Aku berlepas diri dari orang yang menyembah selainMu
Ya Allah...
Pagi dan sore aku melakukan sedikit amalku
Mengakui dosaku
Berikrar dengan kesalahanku
Dengan segala pelanggaran diriku
Aku ini hina
Amalku mencelakakanku
Hawa nafsuku membinasakanku
Keinginanku membuatku malang
Aku bermohon pada-Mu, wahai junjunganku.....
Permohonan orang yang jiwanya lalai
Karena panjang angan-angannya....
Yang badannya alpa
Karena ketenangan urat-uratnya....
Yang hatinya terpukau
Karena banyaknya nikmat atasnya....
Yang fikirannya pendek
Kepada arah kepulangannya....
Permohonan orang yang angan2 telah mengusainya
Hawa nafsu telah mencobainya...
Dunia telah mengendalikannya...
Kematian telah membayangkan...
Permohonan orang yang bertumpuk dosanya
Dan mengakui kesalahannya....
Permohonan orang tidak punya tuhan selain-Mu
Yang tidak punya pelindung kecualiMu...
Tidak ada penyelemat dari-Mu...
Tidak ada tempat bernaung dariMu kecuali kepada-Mu...
Tuhanku…..
Aku bermohon kepada-Mu
Demi hak yang Engkau wajibkan atas seluruh makhluk-Mu
Demi nama-Mu yang agung yang Kauperintahkan Rasul-Mu
Untuk bertasbih kepada-Mu
Demi kemuliaan wajah-Mu
Yang tidak pernah pudar, berubah, berganti, menghilang
Sampaikan shalawat kepada Muhammad dan keluarga Muhammad
Bebaskan aku dari ketergantungan kepada segala sesuatu
Dengan beribadat kepadaMu...
Palingkan perhatian jiwaku dari dunia
Dengan takut kepadaMu...
Curahkan kepadaku limpahan anugerah-Mu
Dengan kasih sayang-Mu...
Kepada-Mu aku berlari....
Kepada-Mu aku takut.....
Kepada-Mu aku berlindung....
Kepada-Mu aku berharap....
Kepada-Mu aku berdoa...
Kepada-Mu aku bernaung...
Kepada-Mu aku bersandar...
Kepada-Mu aku meminta tolong...
Kepada-Mu aku beriman....
Kepada-Mu aku bertawakkal...
Pada anugerah dan karunia-Mu...
Aku pasrah!

Hikmah tawakal
Email This BlogThis! Share to Twitter Share to Facebook
Tawakkal artinya berpasrah diri kepada Allah setelah melakukan
upaya-upaya secara maksimal. Kita hidup di dunia jika menginginkan
sesuatu maka ia harus berusaha untuk menggapainya. Meski demikian, usaha
kita tidak sepenuhnya menentukan, karena banyak faktor lain yang ikut
bermain, misalnya faktor kebetulan,
faktor yang dipercaya sebagai keberuntungan, faktor doa dan sebagainya.
Orang yang menyombongkan keberhasilannya sebagai usaha sendiri termasuk
orang yang buruk akhlaknya terhadap Allah, dan bahkan bisa terperangkap
ke dalam syirk khofiy. Seorang yang bertawakkal kepada Allah adalah
orang yang bekerja keras untuk menggapai apa yang diinginkannya dengan
mengikuti prosedur yang wajar (menggunakan management usaha), tetapi ia
tetap meyakini bahwa keberhasilan usahanya ditentukan oleh Allah Yang
Maha Pengatur. Ia yakin betul bahwa upaya dan kekuatan itu tidak efektif
tanpa izin Allah, la hauls wala quwwata ills billah al'Aliy al 'Aziem.
Pengertian tawakkal difahami dari hadis yang berbunyi I'qilha wa
tawakkal. Dikisahkan bahwa ada seseorang baru datang dari luar kota
menemui Rasulullah. Beliau menanyakan apakah ontanya diikat (di parkir
secara benar dan dikunci). Orang itu menjawab: Tidak ya Rasulullah, saya
tawakkal saja kepada Allah. Rasul lalu menegurnya; (jangan begitu),
ikat dulu untamu secara benar, baru engkau bertawakkal kepada Allah.
Dari hadis itu dapat difahami bahwa kepercayaan kepada Allah sebagai
Yang Maha Kuasa , Maha Pengatur dan Maha Penentu tidak mengurangi
professionalitas dan rasionalitas usaha.
Tingkat kemampuan
seseorang untuk bertawakkal kepada Allah berhubungan juga dengan
tingkat ketauhidannya. Imam Gazali menggambarkan tingkat-tingkat
tawakkal dengan perumpamaan sebagai berikut:
Jika engkau mau
pergi ke padang pasir gersang, maka engkau harus mempersiapkan segala
kebutuhan yang diperlukan di sana, makanan, minuman, tenda, kendaraan
dan sebagainya. Jika sudah lengkap berangkatlah anda dengan bertawakkal
kepada Allah. Jika tidak lengkap jangan berani nekat, karena di sana
alamnya sangat kejam. Ini adalah tawakkal tingkat terendah.
Jika engkau akan pergi ke hutan tetapi tidak ada bekal makanan, yang ada
hanya alat berburu (senapan, pisau,korek dan termos air), berangkat
sajalah dengan tawakkal kepada Allah, Insya Allah anda bisa menemukan
bahan makanan disana. Ini adalah bentuk tawakkal orang yang telah
memiliki ketrampilan tertentu.
Jika anda tidak memiliki bekal
apapun, tetapi anda harus pergi juga ke suatu tempat, maka pergilah
dengan tawakkal kepada Allah, asal tempat yang anda tuju itu masih ada
atau banyak orang. Tawakkal tingkat ini masih rasional karena sifat
sosial masyarakat akan dapat menjadi tumpuan hidupnya.
Meski
anda tidak mempunyai bekal apapun, dan di tempat yang anda tuju tidak
juga ada persediaan bekal, sedang anda tidak bisa menghindar dari
keharusan untuk pergi ke tempat itu, maka pergilah dengan bertawakkal
kepada Allah. Insya Allah Dia akan memberi apa yang anda butuhkan.
Tawakkal tingkat ini adalah tawakkalnya kaum khowash, orang yang
sebenar-benarnya bertauhid, karena ia telah mencapai tingkat ketaqwaan
yang meyakini betul bahwa Allah Maha Kuasa mengadakan yang tiada,
mengembalikan yang hilang, memberi rizki kepada seluruh hamba Nya
dimanapun ia hidup, dan maka Pengasih lagi Penyayang kepada makhlukNya.
Tawakkal merupakan wujud akhlak kita kepada Allah, yang oleh karena itu
perbuatan itu bernilai ibadah. Secara psikologis, orang yang
bertawakkal dapat terhindar dari perasaan kecewa berkepanjangan jika
menghadapi kegagalan, dan terhindar dari rasa sombong jika memperoleh
keberhasilan, karena ia menempatkan diri sebagai hamba yang berprasangka
baik terhadap kehendak Allah. Orang yang sudah bisa bertawakkal, jika
ia sukses dalam suatu hal, disamping ia mengucapkan syukur kepada Allah,
ia juga bertanya-tanya dalam hatinya, jangan-jangan kesuksesan ini
merupakan cobaan dari Allah.
Sebaliknya jika setelah bekerja
keras secara benar untuk menggapai apa yang diinginkan tetapi mengalami
kegagalan, maka ia menyalahkan diri sendiri dan mengembalikan
persoalannya kepada Allah Yang Maha Pengatur serasa berprasangka bahwa
kegagalan itu merupakan rahmat Allah, karena boleh jadi di mata Allah ia
belum layak menerima apa yang diinginkannya. Di satu sisi, tawakkal
adalah juga merupakan bentuk tawaddu' atau rendah hati seorang hamba
kepada Sang Khaliq. Orang yang bertawakkal pada umumnya juga ridla
(puas) atas apapun yang diterimanya dari Allah, baik yang bersifat
peningkatan maupun yang bersifat penurunan, karena ia memahami makna
pemberian Allah.
Posted in: hikmah tawakal,pengertian tawakal,tawakal

Allahu Rabbi
Email This BlogThis! Share to Facebook
A L L A H...
Demi kemuliaan dan kebesaran-KU
Dan juga demi kemurahan dan ketinggian kedudukan-KU di atas Arsy
Aku akan mematahkan harapan orang
Yang berharap kepada selain AKU dengan kekecewaan.
Akan AKU pakaikan kepadanya pakaian kehinaan di mata manusia.
AKU singkirkan ia dari mendekati-KU,
Lalu AKU putuskan hubungan-KU dengannya.
Mengapa ia berharap kepada selain AKU
Ketika dirinya sedang berada dalam kesulitan,
Padahal sesungguhnya kesulitan itu berada di tangan-KU
Dan hanya AKU yang dapat menyingkirkannya.
Mengapa ia berharap kepada selain AKU dengan mengetuk pintu-pintu lain,
Padahal pintu-pintu itu tertutup?
Walhal hanya pintu-KU yang terbuka bagi siapa pun
Yang berdoa memohon pertolongan dari-KU`.
Siapakah yang pernah mengharapkan AKU
Untuk menghalau kesulitannya lalu AKU kecewakan?
Siapakah yang pernah mengharapkan keampuanan-KU
Kerana dosa-dosanya yang besar, lalu AKU putuskan harapannya?
Siapakah pula yang pernah mengetuk pintu-KU lalu tidak AKU bukakan?
AKU telah mengadakan hubungan langsung
Antara AKU dengan angan-angan dan harapan seluruh makhluk-KU.
Akan tetapi, mengapakah mereka bersandar kepada selain AKU?
AKU telah menyediakan semua harapan hamba-hamba-KU,
Tetapi mengapa mereka tidak puas dengan perlindungan-KU?
Dan AKU pun telah memenuhi langit-KU
Dengan para Malaikat yang tidak pernah jemu bertasbih kepada-KU,
Lalu AKU perintahkan mereka
Supaya tidak menutup pintu antara AKU dengan hamba-hamba-KU.
Akan tetapi mengapa mereka tidak pernah percaya kepada firman-firman-KU?
Tidakkah mereka mengetahui
Bahawa siapa pun yang ditimpa oleh bencana yang AKU tutunkan
Tiada yang dapat menyingkirkannya kecuali AKU?
Akan tetapi, mengapa AKU melihat
Ia dengan segala angan dan harapannya itu selalu berpaling dari-KU?
Mengapakah ia sampai tertipu oleh selain AKU?
AKU telah memberikan kepadanya segala kemurahan-KU
Tanpa ia harus meminta terlebih dahulu.
Ketika semua itu AKU cabut kembali darinya,
Lalu mengapa ia tidak lagi memintanya kepada-KU
Untuk segera mengembalikannya,
Tetapi sebaliknya meminta pertolongan kepada selain AKU?
Apakah AKU yang memberi sebelum diminta,
Lalu ketika dimintai semula tidak AKU berikan?
Apakah AKU ini bakhil sehingga dianggap bakhil oleh hamba-KU?
Tidakkah dunia dan akhirat itu semuanya milik-KU?
Tidakkah semua rahmat dan kurniaan itu berada di tangan-KU?
Tidakkah dermawan dan kemurahan itu adalah sifat-KU?
Tidakkah hanya AKU tempat bermuaranya semua harapan?
Dengan demikian, siapakah yang dapat memutuskannya dari-KU?
Dan semua yang AKU berikan tidak akan mengurangi kekayaan-KU
Meskipun sebesar debu.
Bagaimana mungkin kekayaan yang begitu sempurna akan berkurang,
Sedangkan AKU mengawasinya?
Sungguh, alangkah celakanya orang yang terputus dari rahmat-KU.
Alangkah kecewanya orang yang berlaku maksiat kepada-KU
Dan tidak merasa AKU memerhatikannya
Dan tetap juga melakukan perbuatan haram seraya tidak merasa malu kepada-KU....
Posted in: Allohu Rabbi
ALLAH MENGETAHUI
Saat kau lelah dan tak berdaya karena usaha yang gagal
Allah tahu betapa gigih engkau telah berusaha
Ketika sekian lama kau menangis dan batinmu menderita
Allah telah menghitung tangismu
Saat kau rasa waktu terus meninggalkanmu
Allah menunggu bersamamu
Ketika kau kesepian
Dan kawanmu terlalu sibuk meski hanya untuk menelpon
Allah berada disisimu
Saat kau telah mencoba semua dan tak tahu harus berbuat apa lagi
Allah memiliki jalan keluarnya
Ketika semuanya tak masuk akal dan engkau bingung atau frustasi
Allah memiliki jawabannya
Saat tiba-tiba hidupmu cerah dan kau temukan secercah harapan
Allah telah berbisik kepadamu
Ketika semuanya berjalan lancar dan banyak yang harus kau syukuri
Allah telah memberkahimu
Saat kegembiraan datang dan engkau merasa terpesona
Allah tersenyum kepadamu
Ketika kau punya cita-cita dan mimpi untuk diwujudkan
Allah telah membuka matamu dan memanggil namamu
Ingatlah, dimanapun engkau dan apapun yang kau hadapi
ALLAH MENGETAHUI !
***
Allah tidak hanya mendengar perkataan dan bersit hati manusia , tetapi
juga mengetahui sekecil apapun yang terjadi pada diri manusia.
“DAN
SESUNGGUHNYA KAMI TELAH MENCIPTAKAN MANUSIA DAN MENGETAHUI APA YANG
DIBISIKKAN OLEH HATINYA. DAN KAMI LEBIH DEKAT KEPADANYA DARIPADA URAT
LEHERNYA.”(Qs Qof :16,17)
Sayyid Quthb menjelaskan tentang
makna”urat leher” yang terkandung dalam ayat ini. Menurutnya ,urat leher
merupakan tempat dimana darah mengalir. Hal ini mengungkapkan,
mengilustrasikan dan menggambarkan bahwa ada genggaman dan pengawasan
Allah secara lansung kepada manusia. Tatkala menusia merenungkan
hakekatnya, niscaya dirinya akan gemetar dan penuh perhitungan. Satu
ungkapan ini saja seharusnya sudah cukup bagi manusia untuk menjadikan
seluruh hidupnya berada dalam kewaspadaan yang berkesinambungan,
kecemasan yang abadi ,dan senantiasa bermuhasabah.
Jadi setiap
kesedihan dan kecemasan yang terjadi di dalam diri manusia Allah
mengetahui. Tinggal bagaimana cara kita menyikapinya. Ingat kita ini
“telanjang” dihadapan Allah, tak ada satupun yang menutupi.
“DAN APABILA HAMBA-HAMBAKU BERTANYA KEPADAMU TENTANG AKU, MAKA
BAHWASANYA AKU ADALAH DEKAT. AKU MENGABULKAN PERMOHONAN ORANG YANG
BERDOA APABILA IA MEMOHON KEPADAKU, MAKA HENDAKLAH MEREKA ITU MEMENUHI
DAN HENDAKLAH MEREKA BERIMAN KEPADAKU , AGAR MEREKA SELALU BERADA DALAM
KEBENARAN.”(Qs AL Baqarah:186)
Posted in: ALLAH MAHA MENGETAHUI

Anakku...
Bagaimana kabarmu, apakah kamu baik-baik saja? Di rumah, ibumu juga
sehat. Sekarang ini aku sedang memandangi cermin dan fotomu. Tiba-tiba
aku menjadi sadar bahwa aku sudah mulai tua. Kerut merut di wajahku
sudah semakin banyak dan aku tidak cekatan lagi seperti dulu. Aku sering
iri padamu yang selalu ceria, riang, aktif dan penuh dinamika. Akupun
pernah mengalami seperti itu dulu.
Anakku...
Ketika
menikah dengan ayahmu, aku tidak pernah membayangkan akan mempunyai anak
seperti kamu. Sungguh, aku bangga padamu. Setelah engkau besar kini,
aku baru sadar betapa kecilnya aku ini, betapa tidak berartinya aku.
Engkau lahir dan tumbuh semata-mata karena mukjizat dan rahmat Tuhan
belaka.
Tak kuingkari memang akulah yang mengandungmu selama
sembilan bulan. Saat itu aku selalu gelisah menanti kelahiranmu. Aku
selalu menjaga diriku agar bayi di perutku, yaitu kamu, sehat. Dengan
susah payah dan sakit kulahirkan engkau. Aku termasuk beruntung karena
tidak harus meninggal untuk melahirkanmu. Aku sampai menitikkan air mata
bahagia saat mendengar tangis pertamamu yang lucu.
Engkau ini
darah dan dagingku sendiri; engkau tumbuh dari bagian tubuhku namun
engkau lahir keluar sebagai manusia yang baru sama sekali. Dalam
beberapa hal kamu memang mirip aku tetapi selebihnya engkau sungguh
baru.
Sejak kecil kurawat engkau dengan sangat hati-hati dan
penuh kasih; engkau lebih kuperhatikan dari pada apapun yang pernah
kumiliki. Kusuapi dan kususui engkau dengan air yang mengalir dari
dadaku sendiri. Bila engkau menangis kugendong dan kuhibur. Kuberi
engkau pakaian dan sepatu dan topi yang cocok untukmu. Tak lupa
kubelikan juga mainan yang kau gemari; mobil-mobilan atau boneka-boneka
yang lucu. Engkau masih ingat masa kecilmu, kan?
Setiap pagi
dan sore kumandikan engkau. Bila kau ngompol atau e’ek di celana atau di
popok, dengan sabar kubersihkan dan kuganti dengan yang baru.
Paling sedihlah aku, bila kamu sakit. Memang engkau waktu itu hanya
makhluk kecil yang tidak berdaya, yang bisa saja kubuang ke kotak sampah
atau ke selokan kalau aku mau. Tapi aku cinta padamu, engkau bagian
dari hidupku sendiri. Maka kurawat engkau sungguh-sungguh, kubawa engkau
ke dokter, kuusahakan agar kau mendapat vaksinasi dan makanan bergizi.
Anakku...
Pada waktu masih kecil dulu, kamu sering rewel, ngambeg bila tidak
diberi uang jajan, atau sulit bila disuruh mandi. Kau ingat betapa
manjanya kamu. Setiap kali kau lari ke pangkuanku bila engkau bertengkar
dengan kakakmu, bila dimarahi ayah, atau bila dinakali teman-temanmu.
Aku menjadi saksi untuk masa kecilmu yang manja, sehingga aku tak sempat
lagi mengurus diri atau pergi sesuka hati.
Kini engkau sudah dewasa...
Aku bangga padamu, engkau harapanku. Namun aku sering sedih melihat
kelakuanmu; kala engkau bermalas-malasan untuk bangun, kala bermain
seharian tak tahu waktu. Hampir-hampir aku menangis bila kuingat betapa
sulitnya menyuruhmu belajar, mengerjakan PR, atau mengingatkanmu untuk
tidak membolos. Sepertinya kau tidak tahu bahwa ini semua demi kamu
sendiri. Sungguh aku tidak bermaksud mau menyengsarakanmu dengan
aturan-aturanku. Aku ingin engkau bahagia, bisa hidup pantas di
tengah-tengah dunia yang penuh dengan persaingan ini. Kamu harus pandai
supaya tidak mati tertelan jamanmu nanti.
Anakku...
Betapa
sedihnya aku, ketika aku kau tuduh orang tua kolot, orang tua yang tidak
mengikuti jaman, atau orang tua kampungan. Aku ingin dipahami bahwa
kalau kusuruh kau bergaul tidak sembarangan, berpakaian yang pantas dan
mau menghargai orang lain, adalah sungguh-sungguh supaya kamu menjadi
manusia yang bermoral, bukan begajulan yang menghancurkan hidupnya
dengan mau hidup sebebas-bebasnya.
Kau lihat betapa banyak
teman sebayamu yang sudah harus berhenti sekolah untuk mengasuh anak,
betapa banyak teman seusiamu jatuh pada obat bius dan pornografi.
Anakku, aku tahu engkaupun tidak ingin menjadi seperti itu.
Sungguh kalau aku keras dalam hal ini karena aku tahu betapa halusnya
bujukan setan dan betapa beratnya hidup yang tidak tegas terhadap yang
jahat. Aku ingin kau pun memahami itu. Hatiku akan hancur bila sikapmu
selalu melawan aku, bila kau selalu menganggap dirimu benar sendiri.
Setiap malam aku berdoa untukmu, tak sekejap pun engkau hilang dari
hidupku. Bila aku sedang memasak di dapur, yang kubayangkan adalah
kepuasan makanmu dan juga kesehatan tubuhmu. Bila aku ikut membantu
bekerja, yang kuinginkan engkau tidak terhambat karena biaya. Bila
kubenahi kamarmu yang selalu berantakan yang kuinginkan agar kau krasan
di rumah. Bila kubelikan kau baju-baju yang modis, aku ingin kau tidak
malu pada teman-temanmu. Dan bila aku merawat kesehatan tubuhku sendiri,
aku hanya ingin agar aku dapat lebih lama lagi mendampingi dan
menyerahkan hidup kepadamu.
Sekarang ini kamu sudah dewasa,
banyak hal sudah dapat kau lakukan sendiri. Lambat laun akan terasa
bahwa hidupmu memang menjadi tanggung jawabmu sendiri; tidak ada
seorangpun yang dapat menggantikannya termasuk ibumu ini. Mohon jangan
kecewakan aku dengan sikap keras kepalamu yang kekanak-kanakkan itu. Aku
tidak cemburu kalau kamu sekarang sudah melebihi aku dalam segalanya.
Aku malah bangga karena Tuhan sudah berkenan membiarkan aku ikut
menyaksikan pembentukkan hidupmu. Seperti sebatang lilin, hidupku sudah
meleleh habis… dan sebentar lagi pasti akan padam… untuk menerangi
hidupmu, anakku. Kini engkau sendiri sudah mulai menyala, lebih terang
dari yang kupunya.
Anakku...
Kalau engkau memang sulit
menerima aku yang sering rewel, kolot atau lamban ini, aku mohon paling
tidak kamu mau menghormati ayahmu. Sepanjang hari setiap hari selama
bertahun-tahun dia bekerja keras untukmu, hingga tubuhnya lemah, hingga
kulitnya kerut merut tertimpa banyak penderitaan. Cintanya padamu
membuatnya tidak malu untuk bekerja di tempat-tempat yang kotor,
membuatnya tahan duduk berjam-jam menangani tugas-tugas yang
membosankan, dan membuatnya setia menjagai kita semua.Dia juga hanya
ingin agar kita ini berbahagia.
Anakku...
Jangan sia-siakan
cintanya. Jarang sekali dia mengeluh kala menghadapi beratnya beban
kehidupan, tugas-tugas berat dan tuntutan anak-anaknya. Di hadapan kita,
dia selalu tersenyum dan tertawa gembira. Kadang-kadang aku merasa
kasihan kepadanya kalau dia tidak bisa pulang seharian, kalau tubuhnya
yang sudah kecapaian itu harus dipaksa untuk bekerja lagi. Saya sendiri
sering merasa bersalah karena rasanya hanya memperlakukan ayah seperti
kuda beban atau sapi perahan. Kita bisa beli ini itu, bisa pergi ke sana
kemari atau bermain-main dengan santai di rumah, sementara itu dia
hanya puas dengan secangkir kopi dan baju yang itu itu saja, dia juga
tidak mempunyai banyak waktu untuk bersantai-santai seperti kita.
Sungguh anakku, aku mohon hormatilah ayahmu.
Akhirnya...
Sebagai orang tuamu aku minta maaf kalau selama ini aku kadang-kadang
egois, menuntut terlalu berlebihan, kolot dan keras terhadapmu. Maafkan
aku bila aku kurang mengerti kebutuhan-kebutuhan dan dunia mudamu.
Kadang aku masih menganggapmu seperti anak-anak yang harus kuatur
segalanya agar tidak keliru. Maafkan aku anakku, yang membuat banyak
kesalahan atau malah menyengsarakanmu, yang tidak dapat mencintai dengan
cara yang cocok dengan keinginanmu. Kata maaf darimu adalah hadiah yang
paling kutunggu.
Anakku...
Aku sudah kangen kamu. Ingin rasanya kubisikkan aku sayang kamu. Hanya peluk ciumku untukmu.
IBU-MU
Posted in: Doa Seorang Ibu,Informasi Puisi Ibu,Kasih Sayang Seorang Ibu,Puisi Ibu Untuk Anak,Puisi Seorang Ibu
Air Mata Ayah
Email This BlogThis! Share to Twitter Share to Facebook
Walaupun dirinya seorang ayah, ditengah kesibukkannya mencari nafkah
tidak membuatnya melupakan nilai-nilai keagamaan yang diyakininya.
Godaan sebagai pengawas proyek selalu mampu ditolaknya karena
bertentangan dengan nuraninya. Kalaupun menerima sesuatu yang membuat
hatinya bimbang, dia tak segan datang ke
rumah Amalia untuk berdiskusi dengan saya. Kami sering mendiskusikan
bahwa nilai-nilai agama adalah panduan hidup yang baik bagi kehidupan
kita. 'Manusia diberikan pilihan hidup sehingga kebahagiaan kita
tergantung pilihan hidup kita,' begitu ucapnya.
Sekalipun
usianya telah lanjut, keinginannya untuk belajar agama begitu sangat
kuat sehingga kami seringkali larut malam bertukar pikiran. Dia sangat
menyakini bahwa apa yang dikerjakannya akan mempengaruhi kehidupan
keluarganya. Itulah sebabnya mendidik anaknya agar rajin sholat lima
waktu, bershodaqoh dan kepekaan sosial terhadap lingkungan sudah
ditanamkan sejak dini.
Pernah ada satu peristiwa yang begitu
kuat menyadarkan dirinya betapa Maha Besarnya Sang Khaliq. Anaknya yang
pertama, teramat dicintainya sakit. Tiba-tiba perutnya mengembung.
Anaknya menangis terus menerus. Tanpa berpikir panjang dirinya segera
membawa anaknya ke rumah sakit. Sebagai seorang ayah tak kuasa dirinya
menahan air mata. Dokter sempat mengatakan kesempatan hidup anaknya
tinggal 60% saja. Tim dokter sudah dipersiapkan untuk operasi anaknya.
'Siapa yang mengatur hidup mati kita mas? apakah dokter itu yang
mengatur? kok berani-beraninya mereka menyebutkan tinggal 60% hidup anak
saya,' begitu tanyanya. Berkali-kali saya mengingatkan untuk berserah
diri kepada Alloh SWT namun air matanya tak dapat disembunyikan.
Saya mengajaknya berdoa. Dua malam berturut-turut kami bersama
anak-anak Amalia berdoa untuk kesembuhan putranya mampu melewati operasi
yang hendak dijalankan. Tak lupa dirinya menyantuni beberapa anak
yatim. Keesokan harinya operasi itu dilaksanakan. lampu operasi sudah
menyala. Sementara seorang anak kecil tergeletak tak berdaya. Sang ayah
nampak sangat gelisah. Hilir mudik didepan kamar operasi. Perkataan
istrinya sudah tidak digubrisnya lagi. Sang ayah tak henti-hentinya
berdoa, 'Bermacam-macam doa sudah saya panjatkan kepada Alloh, tak tahu
lagi harus apa yang saya lakukan.'begitu ucapnya.
Tak lama
kemudian seorang dokter keluar dari kamar operasi muncul didepan pintu
sambil tersenyum kepada sang ayah. 'Bapak, berdasarkan hasil pemeriksaan
saya, putra bapak tidak perlu dioperasi,' Sang ayah menganga takjub.
Desah nafasnya terasa ringan. Air matanya bercucuran. Syukur
alhamdulillah berkali-kali diucapkannya. Pada lantai rumah sakit
dibersujud. Sujud syukur sambil menangis tak tertahankan. Alangkah
nikmatnya rasanya menerima anugerah Alloh justru disaat harapan sudah
mulai menipis.begitulah Alloh menguji hamba-hambaNya yang beriman.
Subhanallah..
Dan sesungguhnya akan Kami berikan cobaan
kepadamu dengan ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan
buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang
sabar. Yaitu mereka yang apabila tertimpa musibah mengucapkan, 'Kami
berasal dari Alloh dan akan kembali kepadaNya (QS 2:155-156).
Posted in: Air Mata Ayah

Doa sang bunda
Email This BlogThis! Share to Facebook
Ya Ghaffar, ya Rahim
Kau letakkan di rahim kami anak-anak negeri ini
Kau amanatkan diri-diri mereka pada lindungan kasih-sayang kami
kau percayakan jiwa-jiwa mereka pada bimbingan ruhani kami
Kau hangatkan tubuh-tubuh mereka dengan dekapan cinta kami
Kau besarkan badan-badan mereka dengan aliran air susu kami
Tuhan kami, kami telah sia-siakan kepercayaan-Mu
kesibukan telah menyebabkan kami melupakan amanat-Mu
hawa nafsu telah menyeret kami untuk menelantarkan buah hati kami
tidak sempat kami gerakkan bibir-bibir mereka untuk berzikir kepada-Mu
tidak sempat kami tuntun mereka untuk membesarkan asma-Mu
tidak sempat kami tanamkan dalam hati mereka kecintaan kepada Nabi-Mu
Kami berlomba mengejar status dan kebanggaan
meninggalkan anak-anak kami dalam kekosongan dan kesepian
Kami memoles wajah-wajah kami dengan kepalsuan
membiarkan anak-anak kami meronta dalam kebisuan
Kami terlena memburu kesenangan
sehingga tak kami dengar lagi mereka menangis manja
sambil memandang kami dengan pandangan cinta
seperti dulu, ketika mereka mengeringkan air mata mereka
dalam kehangatan dada-dada kami
Dosa-dosa kami telah membuat anak-anak kami
menjadi pemberang, pembangkang, dan penentang-Mu
Dosa-dosa kami telah membuat hati mereka
keras, kasar, kejam, dan tidak tahu berterima kasih
Sebelum Engkau ampuni mereka, Ya Allah
ampunilah lebih dahulu dosa-dosa kami
Ya Allah, berilah kami peluang untuk mendekap tubuh mereka
dengan dekapan kasih sayang kami
berilah kami waktu untuk melantunkan pada telinga mereka
ayat-ayat Alquran dan Sunnah Nabi-Mu
Berilah kami kesempatan untuk sering menghadap-Mu
dan memohon kepada-Mu seusai salat kami
untuk keselamatan, kesejahteraan, dan kebahagiaan anak-anak kami
Bangunkan kami di tengah malam untuk merintih kepada-Mu
mengadukan derita dan petaka yang menimpa anak-anak negeri ini.
Izinkan kami membasahi tempat sujud kami
dengan air mata penyesalan akan kelalaian kami
Posted in: Doa sang bunda

MUHASABAH ( INTROSPEKSI DIRI)
Email This Blog this!Share to Facebook
Wahai hamba-hamba Allah...
Aku mewasiatkan diriku dan anda untuk bertakwa pada Allah dan introspeksi diri.
Karena dengan muhasabah, maka jiwa akan menjadi istiqamah, sempurna dan bahagia.
Allah Ta'ala berfirman: "Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah SETIAP DIRI MEMPERHATIKAN APA YANG TELAH DIPERBUATNYA UNTUK HARI ESOK (akherat), dan bertakwalah kepada Allah, Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan"
Dalam sebuah hadits dari
Anas bin Malik bahwa Rasulullah bersabda: "Orang yang PANDAI adalah
orang yang MENGINTROPEKSI DIRINYA dan BERAMAL untuk SETELAH KEMATIAN,
sedang orang yang LEMAH adalah
orang yang JIWANYA SELALU TUNDUK PADA NAFSUNYA dan mengharap pada Allah dengan berbagai ANGAN-ANGAN" (H.R Ahmad dan Tirmidzi)
Ibnul Qayyim rahimahullah meriwayatkan dari Al-Hasan bahwa beliau berkata: "Seorang mukmin itu PANDAI MENGENDALIKAN DIRINYA, selalu MENGHISAB dirinya di hadapan Allah. Penghisaban di Hari Kiamat itu akan menjadi RINGAN bagi mereka yang selalu memperhitungkan selama di dunia. Sebaliknya, akan terasa BERAT bagi orang yang tidak pernah memperhitungkan dirinya".
Berkata Ibnu Qudamah dalam Minhaj Al-Qashidin:
"Ketauhilah bahwa MUSUHMU yang PALING BERBAHAYA adalah JIWA yang berada
dalam DIRIMU, ia memiliki NAFSU AMMARAH BISSUU', condong pada
kejahatan. Engkau DIPERINTAHKAN untuk MELURUSKAN, MEMBERSIHKAN, dan
MEMUTUSNYA dari berbagai pengaruh negatif serta MENGARAHKANNYA dengan
rantai kekuatan untuk beribadah pada Tuhannya. Jika engkau
MENYEPELEKANNYA, maka ia akan TERLEPAS TANPA KENDALI dan engkau tidak
mendapat keberuntungan setelah itu. Kalau engkau SENANTIASA
MENGINGATKANNYA maka kami mengharapkan JIWA tersebut akan menjadi
TENANG. Karena itu jangan engkau lalai untuk mengingatkannya".
Berkata Ibnul Qayyim rahimahullah: Muhasabah ada dua macam, sebelum beramal dan sesudahnya.
* Jenis yang pertama: Sebelum beramal, yaitu dengan berfikir sejenak
ketika hendak berbuat sesuatu, dan jangan langsung mengerjakan sampai
nyata baginya kemaslahatan untuk melakukan atau tidaknya. Al-Hasan
berkata: "Semoga Allah merahmati seorang hamba yang berdiam sejenak
ketika terdetik dalam fikirannya suatu hal, jika itu adalah amalan
ketaatan pada Allah, maka ia melakukannya, sebaliknya jika bukan, maka
ia tinggalkan".
* Jenis yang kedua: Introspeksi diri setelah melakukan perbuatan. Ini ada tiga jenis:
1. Mengintrospeksi ketaatan berkaitan dengan hak Allah yang belum
sepenuhnya ia lakukan, lalu ia juga muhasabah, apakah ia sudah melakukan
ketaatan pada Allah sebagaimana yang dikehendaki-Nya atau belum ?
2. Introspeksi diri terhadap setiap perbuatan yang mana meninggalkannya adalah lebih baik dari melakukannya.
3. Introspeksi diri tentang perkara yang mubah atau sudah menjadi
kebiasaan, mengapa mesti ia lakukan? Apakah ia mengharapkan Wajah Allah
dan negeri akherat? Sehingga (dengan demikian) ia akan beruntung, atau
ia ingin dunia yang fana? Sehingga iapun merugi dan tidak mendapat
keberuntungan.
Muhasabah memiliki dampak positif dan manfaat yang luar biasa, antara lain:
1. Mengetahui aib sendiri. Barangsiapa yang tidak memeriksa aib dirinya, maka ia tidak akan mungkin menghilangkannya.
2. Dengan bermuhasabah, seseorang akan kritis pada dirinya dalam
menunaikan hak Allah. Demikianlah keadaan kaum salaf, mereka mencela
diri mereka dalam menunaikan hak Allah. Imam Ahmad
meriwayatkan dari
Abu Darda y bahwa beliau berkata: "Seseorang itu tidak dikatakan faqih
dengan sebenar-benarnya sampai ia menegur manusia dalam hal hak Allah,
lalu ia gigih mengoreksi dirinya"
3. Diantara buah dari
muhasabah adalah membantu jiwa untuk muraqabah. Kalau ia
bersungguh-sungguh melakukannya di masa hidupnya, maka ia akan
beristirahat di masa kematiannya. Apabila ia
mengekang dirinya dan menghisabnya sekarang, maka ia akan istirahat kelak di saat kedahsyatan hari penghisaban.
4. Diantara buahnya adalah akan terbuka bagi seseorang pintu kehinaan dan ketundukan di hadapan Allah.
5. Manfaat paling besar yang akan diperoleh adalah keberuntungan masuk
dan menempati Surga Firdaus serta memandang Wajah Rabb Yang Mulia lagi
Maha Suci. Sebaliknya jika ia menyia-nyiakannya maka ia akan merugi dan
masuk ke neraka, serta terhalang dari (melihat) Allah dan terbakar dalam
adzab yang pedih.
Maka bertakwalah pada Allah wahai hamba Allah...
Introspeksilah dirimu, karena baik dan selamatnya hati adalah dengan muhasabah,
Sebaliknya rusaknya adalah dengan sebab tidak mengindahkan dan
bergelimang dalam kelezatan nafsu serta syahwat serta mengenyampingkan perkara yang bisa menyempurnakannya.
Maka berhati-hatilah dari hal itu, niscaya diri kalian akan mulia dan
berbahagia di saat berjumpa dengan Tuhan kalian (Allah).
Semoga shalawat dan salam tetap tercurah pada nabi Muhammad, keluarga dan para shahabatnya.
Posted in: MUHASABAH ( INTROSPEKSI DIRI)
Dia adalah dia
Email This BlogThis! Share to Facebook
DIA adalah DIA
Tanpa lisan meminta pun
Tak jarang Dia memberi apa yang dibutuhkan
Tanpa lisan berterimakasih pun
Dia masih tetap memberi
Mestinya, karunia setetes air pun
Sudah cukup tuk sadarkan diri
Lalu mengapa......
Tetesan-tetesan yang menggenang itu
Malah menyuburkan kesombongan diri?
Aku sering lupa berdoa
Tapi Allah memberi juga
Aku serig lupa memberi sesama
Tapi Allah tetap memberiku seperti seorang ibu
Aku pernah berpikir
(ampuni aku Allah)
Seandainya aku adalah Dia
Akankah kumaafkan kelakuanku dengan mudah?
Sepertinya tidak
Itulah mengapa
Dia adalah Dia dan aku adalah aku
Posted in: Dia adalah dia

Indahnya Berdoa
Email This BlogThis! Share to Facebook
Pada malam rabu kemaren anak-anak Amalia setelah belajar mengaji, kami
bersama-sama berdiskusi. Rizki bertanya, apa artinya doa?
'Doa artinya permohonan.' Jawab saya. Selanjutnya saya menjelaskan kepada Rizki dan anak-anak Amalia pengertian doa.
Berdoa kepada Allah SWT artinya mengajukan permohonan kepada Allah.
Berbeda dengan bacaan mantra yang sering tidak difahaminya, orang yang
berdoa harus tahu apa yang dimohon. Berdoa merupakan ikhtiar yang
bersifat ruhani. Memanjatkan doa kepada Allah SWT merupakan wujud
merendahkan diri seorang hamba yang lemah kepada Allah SWT yang Maha
Kaya dan Maha Kuasa. Allah sendiri menyuruh hamba-hambanya untuk selalu
mengajukan permohonan kepada Nya. Dalam sistem beribadah, berdoa
bagaikan sumsum dalam sistem jasmani, 'doa adalah sumsumnya ibadah',
kata Rasulullah.
Tiba-tiba dedek yang biasa dipanggil oleh
teman-temannya 'Bang Haji' angkat tangan dan bertanya, 'Kak Agus, apakah
setiap doa akan dikabulkan oleh Allah SWT?'
Saya jelaskan pada
dedek bahwa Layaknya suatu permohonan, ada yang dikabulkan dan ada yang
tidak. Hal itu juga berkaitan dengan layak tidaknya permohonan yang
diajukan, sesuai tidaknya orang yang bermohon dengan apa yang
dimohonkan. Oleh karena itu menuntun kita dengan tata krama berdoa. Saya
kemudian menjelaskan adab berdoa pada anak-anak Amalia.
1. Memuji Allah dan bersyukur serta bersalawat kepada Rasulullah SAW. sebelum berdoa.
2. Mengakui dosanya dan kekeliruannnya terlebih dahulu dan barulah berdoa (seperti yang dicontohkan dalam sayyid al istighfar).
3. Merasa rendah diri di hadapan Allah, khusyuk serta harap-harap cemas.
4. Yakin akan diterima doanya oleh Allah. Rasulullah SAW. bersabda.
Sekali-kali jangan kamu berdoa dengan ungkapan 'ya Allah sekiranya
Engkau mau, ampunilah aku dan sekiranya Engkau mau sayangilah aku”.
Seyogyanya kamu yakin akan dikabulkan permohonanmu, karena tidak ada
yang bisa memaksa Allah.
5. Menghiba dalam berdoa. Sikap
berhiba-hiba dalam berdoa menunjukkan ia sangat butuh kepada apa yang
dimohonkannya sehingga ia tidak mau berhenti berdoa kalau belum
terkabulkan pintanya.
6. Berdoa di setiap waktu, baik di waktu
senang, waktu susah, waktu suka dan waktu duka, waktu sempit dan waktu
lapang. Rasulullah bersabda.
Barang siapa ingin doanya
dikabulkan Allah di waktu susah dan melarat, maka hendaklah memperbanyak
doanya di waktu senang dan lapang. (Silsilah Sahihah, 593)
7. Hindarilah doa yang memohon kutukan dan kehancuran terhadap keluarga, harta benda dan jiwa manusia. Rasulullah bersabda.
'Janganlah kalian menyumpahi diri sendiri, menyumpahi anak-anak kalian,
menyumpahi harta benda kalian, dikhawatirkan jika permohonanmu itu
diucapkan pada saat-saat dimana Allah menyetujui permohonan sehingga
permohonanmu (yang merusak itu) dikabulkan'. (HR. Bukhari).
8. Mengulangi doa sampai tiga kali dalam satu waktu.
9. Menghadap kiblat dan menadahkan tangannya setinggi bahu. Rasulullah bersabda.
'Sesungguhnya Tuhanmu yang Maha Suci itu Hidup dan Maha Pemurah. Ia
sangat malu kepada hamba Nya yang sudah menadahkan tangannya, namun
doanya ditolak, hasilnya nihil dan kecewa”. (HR. Bukhari).
Tidak semua doa disunahkan mengangkat tangan, misalnya doa ketika masuk rumah, masuk dan ke luar dari WC.
10. Hendaknya orang yang berdoa itu menjelaskan pengaduan dan kebutuhannya kepada Allah SWT.
11. Merendahkan suara dan menghaluskannya.
Malam semakin larut. Setelah saya menjelaskan tentang indahnya berdoa
anak-anak Amalia juga memahami indahnya berdoa. Kami menutup dengan
membaca surat al 'Ashr dan membaca doa bersama. Malam semakin indah,
anak-anak berebut bersalaman untuk pamit.
Posted in: Indahnya Berdoa

KEBAHAGIAAN SEBAGAI PILIHAN
Pada suatu zaman di Tiongkok, hiduplah seorang jenderal besar yang
selalu menang dalam setiap pertempuran. Karena itulah, ia dijuluki "Sang
Jenderal Penakluk" oleh rakyat. Suatu ketika, dalam sebuah pertempuran,
ia dan pasukannya terdesak oleh pasukan lawan yang berkali lipat lebih
banyak.
Mereka melarikan diri, namun terangsak sampai ke
pinggir jurang. Pada saat itu para prajurit Sang Jenderal menjadi putus
asa dan ingin menyerah kepada musuh saja. Sang Jenderal segera mengambil
inisiatif, "Wahai seluruh pasukan, menang-kalah sudah ditakdirkan oleh
dewa-dewa. Kita akan menanyakan kepada para dewa, apakah hari ini kita
harus kalah atau akan menang. Saya akan melakukan tos dengan keping
keberuntungan ini! Jika sisi gambar yang muncul, kita akan menang. Jika
sisi angka yang muncul, kita akan kalah! Biarlah dewa-dewa yang
menentukan!" seru Sang Jenderal sambil melemparkan kepingnya untuk tos.
Ternyata sisi gambar yang muncul! Keadaan itu disambut histeris oleh
pasukan Sang Jenderal, "Hahaha… dewa-dewa di pihak kita! Kita sudah
pasti menang!!!" Dengan semangat membara, bagaikan kesetanan mereka
berbalik menggempur balik pasukan lawan. Akhirnya, mereka benar-benar
berhasil menunggang-langgangkan lawan yang berlipat-lipat banyaknya.
Pada senja pasca-kemenangan, seorang prajurit berkata kepada Sang
Jenderal, "Kemenangan kita telah ditentukan dari langit, dewa-dewa
begitu baik terhadap kita."
Sang Jenderal menukas, "Apa iya
sih?" sembari melemparkan keping keberuntungannya kepada prajurit itu.
Si prajurit memeriksa kedua sisi keping itu, dan dia hanya bisa melongo
ketika mendapati bahwa ternyata kedua sisinya adalah gambar.
Memang dalam hidup ini ada banyak hal eksternal yang tidak bisa kita
ubah; banyak hal yang terjadi tidak sesuai dengan kehendak kita. Namun
demikian, pada dasarnya dan pada akhirnya, kita tetap bisa mengubah
pikiran atau sisi internal kita sendiri: untuk menjadi bahagia atau
menjadi tidak berbahagia. Jika bahagia atau tidak bahagia diidentikkan
dengan nasib baik atau nasib buruk, jadi sebenarnya nasib kita tidaklah
ditentukan oleh siapa-siapa, melainkan oleh diri kita sendiri.
Ujung-ujungnya, kebahagiaan adalah sebuah pilihan proaktif.
Posted in: kebahagiaan adalah

Kesabaran dan kesadaran
Email This BlogThis Share to Facebook
Ada sebuah kebiasaan yang menyenangkan hati dan jiwa saya belakangan ini. Setiap kali selesai melakukan meditasi, kemudian menemukan
rangkaian pemahanan yang layak untuk dibagi ke banyak orang hari itu,
maka aku tulislah pesan tadi ke dalam pesan SMS yang dikirim ke
puluhan sahabat. Dan tidak sedikit sahabat yang menerusakannya lagi
ke puluhan sahabatnya yang lain. Maka jadilah pesan-pesan SMS yang
selalu diawali dengan kata `Gede Prama's message of the day' sebagai
bahan renungan yang ditunggu banyak sahabat. Begitu ada minggu tanpa
SMS terakhir, tidak sedikit sahabat yang mengirimi saya SMS : mana
pesan untuk minggu ini ?
Kalau ada seseorang yang melakukan silaturahmi dengan cara mendatangi
rumah kawan, saya melakukan silahturahmi melalui SMS. Dan dalam pesan-
pesan SMS yang umumnya bertemakan cinta, keheningan, kebahagiaan dan
kesabaran, ada yang sempat bertanya, adakah mereka menerima pesan
dari seorang konsultan ataukah dari seorang pendeta ?. Dengan enteng
pertanyaan ini saya jawab, bahwa pesan ini datang dari seorang
gelandangan intelektual. Sebuah sebutan yang diberikan oleh salah
seorang sahabat, dan kebetulan saya menyukainya. Pasalnya,
pengembaraan saya telah melalui banyak sekali halaman-halaman rumah
orang lain.
Lahir dan besar memang di dunia manajemen, namun karena merasa tandus
dan kering di tempat lahir ini, saya melanjutkan pengembaraan ke mana-
mana. Seorang sahabat jurnalis yang merangkum karya saya, sempat
menyebut perjalanan saya sejauh ini sebagai campuran antara
psikologi, pilosopi dan religi. Dan apapun sebutan dan campurannya,
mirip dengan rumah yang saya tinggali ketika tulisan ini dibuat,
rumah intelektual saya juga tanpa pagar pemisah dan pagar penyekat.
Yang jelas ada satu hal yang amat membantu saya hidup hening dalam
rumah intelektual tanpa pagar : kesabaran. Kita masih bisa berdebat
tentang hubungan antara kualitas intelektual serta keheningan di satu
sisi, dengan kesabaran di lain sisi. Namun saya mendapat pelajaran
amat banyak dari kesabaran. Ia tidak saja menjadi mesin kebahagiaan,
tetapi juga mesin kejernihan dan keheningan.
Bila menoleh pada tangga-tangga pemahaman saya terdahulu, betapa
ketertutupan pikiran dan mind mudah sekali muncul dalam kualitas
kepribadian yang jauh dari kesabaran. Marah adalah pertanda ekstrim
yang muncul ke permukaan sebagai hasil produksi ketidaksabaran. Cuman
ketertutupan mind tidak bisa dilihat semudah kita melihat orang
marah. Ia sering kali hadir secara amat tersembunyi.
Ketika masih melanjutkan studi di Inggris dan sempat sedikit
terpesona dengan ide-ide orang seperti Derrida dan Foucault, pernah
terpikir untuk ikut mengkonstruksi mind ke dalam weak and strong
mind. Di mana kesabaran lebih dekat dengan weak mind, dan
ketidaksabaran menghasilkan strong mind. Namun, semakin sang
kesabaran diselami dan didalami, semakin saya dihadapkan pada
borderless mind, sebuah pemahaman tanpa sekat-sekat. Apapun isi mind
dari tua-muda, suka-duka, desa-kota, terdidik-tidak terdidik, sampai
dengan born and unborn mind, tetap saja sekat-sekat itu tidak banyak
membantu. Setiap bentuk sekat membuat perjalanan pemahaman tidak
tambah dalam, sebaliknya malah tambah dangkal.
Sebut saja sekat-sekat benar-salah, atau suka-tidak suka. Ia membuat
semua orang hanya mampu melihat sebagian kecil saja dari wajah dunia.
Apa lagi sekat-sekat menakutkan seperti ideologi dan agama yang
dibela dengan teror bom dan pada akhirnya menghasilkan air mata. Ia
disamping mendangkalkan, juga membuat sang kehidupan berwajah
mengerikan.
Bercermin dari sinilah, saya batalkan niat saya untuk ikut
mengkonstruksi weak and strong mind. Kemudian, berjalan terus bersama
kesabaran dengan sebuah cita-cita sederhana : melampaui mind.
Bedanya, kalau Derrida dan Foucault menggunakan kendaraan pikiran,
saya sedang belajar melampaui pikiran dengan jalan-jalan Yoga. Sebuah
jalan dengan teramat sedikit bahasa, kata-kata apa lagi sekat.
Di tingkat kesadaran, dunia memang tanpa pagar, pemisah dan tanpa
sekat. Namun, ia menjadi sulit dijangkau karena manusia biasa melihat
dan menjelaskan `hanya' melalui bahasa - dari mana sekat dan pemisah
itu berasal. Sungguh tidak mudah berkomunikasi, apa lagi
menerangkannya ke Anda bagaimana wajah sang kesadaran melalui media
bahasa. Ingin sebenarnya, suatu waktu kolom ini hanya ada foto dan
nama saya, dan sisanya hanya kertas kosong. Bila mana perlu tanpa
kertas, tanpa penjelasan, tanpa apa-apa. Yang ada hanya kosong
melompong. Sayangnya, pengelola majalah ini tidak cukup gila untuk
saya ajak masuk dalam kesadaran.
Kembali ke cerita awal saya tentang pesan-pesan SMS yang membuat
banyak teman bertanya heran apakah saya menekuni psikologi, pilosopi
atau malah religi, dari tempat pengembaraan saya kemukakan ke sahabat-
sahabat, saya hanyalah seorang pertapa yang disuruh jadi raja. Dan
dari kursi raja ini kemudian saya menemukan, kesabaranlah kendaraan
yang bisa membawa kita dalam kesadaran. Apakah Anda akan ikut saya,
tidak ikut atau lari ketakutan, itu urusan Anda masing-masing. Yang
jelas, begitu tulisan ini selesai dibuat - asal Anda tahu - saya lari
tunggang langgang meninggalkan penjelasan-penjelasan dangkal dan
memalukan ini
Posted in: Kesabaran dan kesadaran
Hati adalah tolak ukur kebahagiaan
Email This BlogThis! Share to Facebook
Seorang Raja mengadakan sayembara dan akan memberi hadiah yang melimpah kepada siapa saja yang bisa melukis tentang kedamaian.
Ada banyak seniman dan pelukis berusaha keras untuk memenangkan lomba
tersebut. Sang Raja berkeliling melihat-lihat hasil karya mereka.
Hanya ada dua buah lukisan yang benar-benar paling disukainya.
Tapi, sang Raja harus memilih satu diantara keduanya.
Lukisan pertama menggambarkan sebuah telaga yang tenang.
Permukaan telaga yang itu bagaikan cermin sempurna yang mematulkan
kedamaian gunung-gunung yang tenang menjulang mengitarinya.
Di atasnya terpampang langit biru dengan awan putih berarak-arak.
Semua yang mandang lukisan ini akan berpendapat,
inilah lukisan terbaik mengenai kedamaian.
Lukisan kedua menggambarkan pegunungan juga.
Namun tampak kasar dan gundul.
Di atasnya terlukis langit yang gelap dan merah menandakan turunnya hujan badai, sedangkan tampak kilat menyambar-nyambar liar.
Disisi gunung ada air terjun deras yang berbuih-buih, sama sekali tidak menampakkan ketenangan dan kedamaian.
Tapi, sang raja melihat sesuatu yang menarik, Dibalik
air terjun itu tumbuh semak-semak kecil diatas sela-sela batu.
Didalam semak-semak itu seekor induk burung pipit meletakkan sarangnya.
Jadi, ditengah-tengah riuh rendahnya air terjun, seekor induk Pipit sedang mengerami telurnya dengan damai.
Benar-benar damai.
Lukisan manakah yang memenangkan lomba?
Sang Raja memilih lukisan nomor dua.
Tahukah Anda mengapa? karena jawab sang Raja,
"Kedamaian bukan berarti Anda harus berada di
tempat yang tanpa keributan, kesulitan atau
pekerjaan yang keras dan sibuk.
Kedamaian adalah hati yang tenang dan damai,
meski Anda berada di tengah-tengah keributan luar biasa
Posted in: Hati adalah tolak ukur kebahagiaan

Kasih sayangMu
Email This BlogThis Share to Facebook
Bismilahirahmanirahim sahabat..
terkadang ketika kita ditimpa sebuah cobaan yang sulit
kita sering teringat pada sang haliq
dan ketika kita berada dalam suasana bahagia dan tenang fikiran
kita terkadang lupa akan bersyukur,
sahabat ...
itulah sifat kebanyakan anak adam
Allah lebih mengetahui akan sifat sifat hambanya
manakah yang lebih baik?
yang lebih baik adalah dimana kita mengingat sang pencipta lebih sering .
baik sakit maupun sehat.
dimata allah sakit dan sehat sama saja,
karena ukuran nya adalah ketaqwaan dan amal ibadah.
kita ingin
disaat kapanpun selalu mengingat Allah
kita ingin Sehat dan ada dalam kecukupan rizki bekal untuk ibadah
mengingat Allah lebih banyak dalam kondisi dan keadaan apapun
ya rabanaa
tsabit qalbi alaa dinika, wa ridha ka
ya arhamarrahimiiin
tetapkanlah kami dalam keaadaan berkecukupan rizqi
agar kami tenang dalam beribadah
jagalah keluarga kami dari perpecahan
jauhkanlah kami dari marabahaya yang menjauhkan kami dengan mu
Posted in: Kasih sayangMu
Istri yang cerewet
Email This BlogThis! Share to Facebook
apakah ada istri yang tidak cerewet? akan Sulit menemukannya. Bahkan istri Khalifah sekaliber Umar bin Khatab pun sama.
Seorang laki-laki berjalan tergesa-gesa menuju kediaman khalifah Umar
bin Khatab. Ia ingin mengadu pada khalifah, karena tak tahan dengan
kecerewetan istrinya. Begitu sampai di depan rumah khalifah, laki-laki
itu tertegun. Dari dalam rumah terdengar istri Umar sedang ngomel,
marah-marah. Cerewetnya melebihi istri yang akan diadukannya pada Umar.
Tapi, tak sepatah katapun terdengar keluhan dari mulut khalifah. Umar
diam saja, mendengarkan istrinya yang sedang gundah. Akhirnya lelaki itu
mengurungkan niatnya, batal melaporkan istrinya pada Umar.
Apa yang membuat seorang Umar bin Khatab yang disegani kawan maupun lawan, berdiam diri saat istrinya ngomel? Mengapa ia hanya mendengarkan, padahal di luar sana, ia selalu tegas pada siapapun?
Umar berdiam diri karena ingat 5 hal. Istrinya berperan sebagai BP4. Apakah BP4 tersebut?
1. Benteng Penjaga Api Neraka
Kelemahan laki-laki ada di mata. Jika ia tak bisa menundukkan
pandangannya, maka niscaya panah-panah setan berlesatan dari matanya,
membidik tubuh-tubuh elok di sekitarnya. Panah yang tertancap membuat
darah mendesir, bergolak, membangkitkan raksasa dalam dirinya. Sang
raksasa dapat melakukan apapun demi terpuasnya satu hal; syahwat.
Adalah sang istri yang selalu berada di sisi, menjadi ladang bagi
laki-laki untuk menyemai benih, menuai buah di kemudian hari. Adalah
istri tempat ia mengalirkan berjuta gelora. Biar lepas dan bukan azab
yang kelak diterimanya Ia malah mendapatkan dua kenikmatan: dunia dan
akhirat.
Maka, ketika Umar terpikat pada liukan penari yang datang
dari kobaran api, ia akan ingat pada istri, pada penyelamat yang
melindunginya dari liukan indah namun membakar. Bukankah sang istri
dapat menari, bernyanyi dengan liuka yang sama, lebih indah malah.
Membawanya ke langit biru. Melambungkan raga hingga langit ketujuh.
Lebih dari itu istri yang salihah selalu menjadi penyemangatnya dalam
mencari nafkah.
2. sitri Pemelihara Rumah
Pagi hingga sore
suami bekerja. Berpeluh. Terkadang sampai mejelang malam. Mengumpulkan
harta. Setiap hari selalu begitu. Ia pengumpul dan terkadang tak begitu
peduli dengan apa yang dikumpulkannya. Mendapatkan uang, beli ini beli
itu. Untunglah ada istri yang selalu menjaga, memelihara. Agar harta
diperoleh dengan keringat, air mata, bahkan darah tak menguap sia-sia
Ada istri yang siap menjadi pemelihara selama 24 jam, tanpa bayaran.
Jika suami menggaji seseorang untuk menjaga hartanya 24 jam, dengan
penuh cinta, kasih sayang, dan rasa memiliki yang tinggi, siapa yang
sudi? Berapa pula ia mau dibayar. Niscaya sulit menemukan pemelihara
rumah yang lebih telaten daripada istrinya. Umar ingat betul akan hal
itu. Maka tak ada salahnya ia mendengarkan omelan istri, karena
(mungkin) ia lelah menjaga harta-harta sang suami yang semakin hari
semakin membebani.
3. istri Penjaga Penampilan
Umumnya
laki-laki tak bisa menjaga penampilan. Kulit legam tapi berpakaian warna
gelap. Tubuh tambun malah suka baju bermotif besar. Atasan dan bawahan
sering tak sepadan. Untunglah suami punya penata busana yang setiap pagi
menyiapkan pakaianannya, memilihkan apa yang pantas untuknya,
menjahitkan sendiri di waktu luang, menisik bila ada yang sobek. Suami
yang tampil menawan adalah wujud ketelatenan istri. Tak mengapa
mendengarnya berkeluh kesah atas kecakapannya itu
4. istri adalah Pengasuh Anak-anak
Suami menyemai benih di ladang istri. Benih tumbuh, mekar. Sembilan
bulan istri bersusah payah merawat benih hingga lahir tunas yang
menggembirakan. Tak berhenti sampai di situ. Istri juga merawat tunas
agar tumbuh besar. Kokoh dan kuat. Jika ada yang salah dengan
pertumbuhan sang tunas, pastilah istri yang disalahkan. Bila tunas
membanggakan lebih dulu suami maju ke depan, mengaku, ?akulah yang
membuatnya begitu.? Baik buruknya sang tunas beberapa tahun ke depan tak
lepas dari sentuhan tangannya. Umar paham benar akan hal itu.
5. istri adalah Penyedia Hidangan
Pulang kerja, suami memikul lelah di badan. Energi terkuras,
beraktivitas di seharian. Ia butuh asupan untuk mengembalikan energi. Di
meja makan suami Cuma tahu ada hidangan: ayam panggang kecap, sayur
asam, sambal terasi danlalapan. Tak terpikir olehnya harga ayam
melambung; tadi bagi istrinya sempat berdebat, menawar, harga melebihi
anggaran. Tak perlu suami memotong sayuran, mengulek bumbu, dan
memilah-milih cabai dan bawang. Tak pusing ia memikirkan berapa takaran
bumbu agar rasa pas di lidah. Yang suami tahu hanya makan. Itupun
terkadang dengan jumlah berlebihan; menyisakan sedikit saja untuk istri
si juru masak. Tanpa perhitungan istri selalu menjadi koki terbaik untuk
suami. Mencatat dalam memori makanan apa yang disuka dan dibenci suami.
Dengan mengingat lima peran ini, Umar sering diam setiap istrinya
ngomel. Mungkin dia capek, mungkin dia jenuh dengan segala beban rumah
tangga di pundaknya. Istri telah berusaha membentenginya dari api
neraka, memelihara hartanya, menjaga penampilannya, mengasuh anak-anak,
menyediakan hidangan untuknya. Untuk segala kemurahan hati sang istri,
tak mengapa ia mendengarkan keluh kesah buah lelah.
Umar hanya
mengingat kebaikan-kebaikan istri untuk menutupi segala cela dan
kekurangannya. Bila istri sudah puas menumpahkan kata-katanya, barulah
ia menasehati, dengan cara yang baik, dengan bercanda. Hingga tak
terhindar pertumpahan ludah dan caci maki tak terpuji.
Akankah
suami-suami masa kini dapat mencontoh perilaku Umar ini. Ia tak hanya
berhasil memimpin negara tapi juga menjadi imam idaman bagi keluarganya.
Posted in: Istri yang cerewet

Kekuatan Harapan
Email This BlogThis! Share to Facebook
Dahulu, ada seorang pengusaha yang cukup berhasil di kota ini. Ketika
sang suami jatuh sakit, satu per satu pabrik mereka dijual. Harta mereka
terkuras untuk berbagai biaya pengobatan. Hingga mereka harus pindah ke
pinggiran kota dan membuka rumah makan sederhana. Sang suami pun telah
tiada. Beberapa tahun kemudian, rumah makan itu pun harus berganti rupa menjadi warung makan yang lebih kecil sebelah pasar.
Setelah lama tak mendengar kabarnya, kini setiap malam tampak sang
istri dibantu oleh anak dan menantunya menggelar tikar berjualan lesehan
di alun-alun kota. Cucunya sudah beberapa. Orang-orang pun masih
mengenal masa lalunya yang berkelimpahan. Namun, ia tak kehilangan
senyumnya yang tegar saat meladeni para pembeli.
Wahai ibu, bagaimana kau sedemikian kuat?
"Harapan nak! Jangan kehilangan harapan. Bukankah seorang guru dunia
pernah berujar, karena harapanlah seorang ibu menyusui anaknya. Karena
harapanlah kita menanam pohon meski kita tahu kita tak kan sempat
memetik buahnya yang ranum bertahun-tahun kemudian. Sekali kau
kehilangan harapan, kau kehilangan seluruh kekuatanmu untuk menghadapi
dunia".
Posted in: Kekuatan Harapan

surat cinta dari sang pencipta
Email This BlogThis! Share to Facebook
bismilahirahmanirahim
mendapatkan kabar atau kiriman berita dari yang kita cintai alangkah senangnya hati kita
perhatian yang diberikan untuk kita terasa begitu nyata tatkala kita mendpat surat cnta dari kekasih
dua tiga kali dibaca amat sangat kurang dan erus mersa ingin dibaca kembali.
sahabat ...
allah SWT sang haliq penguasa seluruh alam sangat mencintai mahluknya,
umat muhammad adalah umat yang terbaik yang telah di nash dalam alquran
kita diberikan 114 surat cinta yang tidak akan pernah bosan kita baca
disajikan dalam bahasa arab yang penuh akan keindahan bahasa
subhanallah
tidak ada yang akan bisa menandingi al-quran
ketika surat dari mahluk biasa kaya akan rayuan rayuan yang terkadang tidak ada buktinya
Allah SWT memastikan bahwa janjinya adalah Haq,
Ketika ancaman yang datang dari mahuq adalah ancaman pura pura
Ancaman Dari sang pencipta Adalah Haq
tetapi sayang
terkadang kita khilaf akan hal itu
seolah kita melupakan surat surat cinta dari sang pencipta
lebih tertarik akan ajakan dunia yang hanya sementara
masyaa allah ya karim..
rab ..
kembalikanlah hamba ini kejalanmu
jadikanlah surat cintamu sebagai tuntunanku
kuatkanlah hati kami untuk selalu mencintaimu
buanglah jauh jauh akan jatuh cinta kepada dunia
kepada hal yang melupakanmu
rabanaa...
hanya engkau yang bisa menaruh rasa di hati ini
simpanlah rasa cintaku akan jalan yang engkau ridhai
kumpulkanlah kami didalam orang orang yang selalu mencintaimu
jauhkan kami dari orang orang yang selalu lupa akan diri dan ridhamu...
rabanaaa
hanya engkau yang mampu enolongku
Posted in: surat cinta dari sang pencipta
Duhai agamaku
Bismliahirahmanirahim
ada sebuah hadits dengan intinya sebagai berikut
" akan datang suatu saat kepada kaumku dimana memegang islam seperti memegang bara api"
terasa ngeri ketika membaca bolak balik hadits tersebut
islam diibaratkan sebagai bara api yang diletakan ditangan, akibat berbenturan dengan zaman
zaman kalau guruku berujar sudah aneh
dahulu orang salat duha sebagai sebuah tolak ukur keimanan
sekarang orang shalat duha sebagai orang aneh dikala jam bekerja
dahulu orang menutup rambut menggunakan kerudung sebagai kewajiban
sekarang orang memakai kerudung hanya model dan gaul saja
masya allah yaa kariim
dahulu orang menggunakan pakaian yang bagus untuk berangkat ke pengajian
sekarang orang berangkat ke tempat perbelanjaan.
dahulu jam 5 sore berbondong bondong pergi ke mesjid
sekarang orang berbondong bondong pergi ke bioskop
kalau sore sore anak muda pergi ke mushala denngan pakaian rapi
terlihat seperti orang aneh.
sahabat
ternyata keadaan ini seakan akan meyakinkan kita
14 abad yang lalu kita sudah diperingatkan
akan sebuah keadaan yang sangat buruk,
maka aku percaya, jika Nabi muhammad berkata bahwa sebentar lagi kiamat
kalau sudah begini, hanya kiamatlah yang bisa menyelesaikan
saya tidak tahu apa yang terjadi nanti 20 tahun yang akan datang
jika aku dikaruniai keturunan (jika laku), niscanya mereka sedang menginjak dewasa
sekarang juga sudah seperti ini,
saya tidak bisa membayangkannya terlalu jauh, dunia berubah cepat sekali
saya hanya berdoa
ya hayuu ya qayuuum
birahmatika astagitsu
walaa taqilni ilaa nafsi
yaa tarfata aini, birahmatika yaa arhamarrahimin
rab...
lindungilah kami dari segala macam nikmat dunia
jadikanlah semua yang ada sebagai bekal untuk ibadah
Posted in: Duhai agamaku

Ilmu Hidup
Email This BlogThis! Share to Facebook
Semua proyek besar dimulai dari sebuah IDE
Lalu ide terus berkembang secara berangsur-angsur
Hingga menjadi sebuah proyek yang maha besar
Yang akan membawa para pemilik ide itu
Kearah kebebasan, kemerdekaan dan kemajuan
Engkau mampu mewujudkan perkara-perkara
Yang belum pernah kau wujudkan sebelumnya
Tentukanlah titik awal tujuanmu
Dan melangkahlah mewujudkannya
Gunakanlah prinsip TAKE and GIVE
Persis seperti yang ada pada hukum alam
Bahwa setiap aksi akan melahirkan reaksi yang seimbang.
Setiap kali engkau memberikan waktu, usaha , harta,
Dan pengetahuan pada orang lain, maka
Setiap itu pula orang lain akan membalasnya
Sesuai yang engkau berikan, bahkan lebih....
Ambillah manfaat dari setiap permasalahan]
Dan jadikanlah permasalahan-permasalahan itu
Sebuah awal menuju kesuksesan
Jadikanlah kegagalan sebagai kesempatan
Untuk meraih keberhasilan
Janganlah engkau merencanakan kegagalan
atau balas dendam !
Ambillah manfaat dari setiap kesulitan
Dan jadikanlah ia sebagai kesempatan untuk mencinta,
membina hubungan dan belajar
Shalat malam adalah jalanmu untuk meraih
Kekuatan, keberanian, konsistensi dan ketenangan hati.
Berbahagialah dengan segala yang Allah Ciptakan untuk
dirimu dalam kehidupan ini,
Dan ikutilah manhaj (aturan-aturan)-Nya
Kesuksesan yang sesungguhnya terletak pada
Usahamu yang terus menerus
untuk meraih prestasi atau keunggulan
Jangan membelenggu dirimu
dengan ikatan-ikatan yang tidak nyata !
Masa depan itu engkau bangun dengan kedua tanganmu,
Engkau rancang dengan akalmu,
Dan engkau wujudkan dengan pengetahuan,
perbuatan dan keikhlasanmu
Pelajarilah berbagai bidang pengetahuan
Yang hanya dapat dilakukan oleh sedikit orang.
Ketika itulah kemungkinan
untuk meraih kesuksesan semakin besar
Perluaslah wawasan pikiranmu dengan beragam bacaan,
Agar pengalamanmu menjadi semakin luas
Dan kesempatanmu untuk
meraih kesuksesan menjadi kian besar
Engkau adalah sosok yang unggul
Sebab engkau memiliki bakat dan kemampuan
Yang hanya engkau saja yang memiliki
Arahkanlah bakat dan kemampuanmu itu,
Dan belajarlah bagaimana cara
Mengembangkan kearah yang kau tuju
Bekerja secara kontinyu adalah jalanmu
Untuk meraih kesuksesan
Peliharalah Waktumu, waktumu dan Waktumu…
Rancanglah masa depan
Dan lakukanlah hal- hal yang akan membentuknya
Posted in: Ilmu Hidup