Tawakal dan Doa

Demikian juga tawakal tidak terwujud kecuali dengan melakukan
sebab-sebab yang diperintahkan syariat dan doa adalah sebab terpenting
dalam mewujudkan tawakal. Melihat hal ini perlu sekali kita mengenal
urgensi doa bagi seorang muslim yang bertawakal kepada Allah.
Doa bukanlah sesuatu yang asing ditelinga kita dan dalam benak kita. Insya Allah
kita semua telah melakukannya dan telah mengerti maksud dan
pengertiannya. Namun, terkadang kita lupa mengerjakannya bila tidak
mengalami masalah atau musibah. Karena itu, perlu sekali kita mengetahui
urgensi doa dalam kehidupan agar memotivasi untuk memperbanyak doa.
Memang tidak dapat dipungkiri tingginya urgensi, keutamaan dan hasil yang didapat dari memperbanyak doa. Nah, disini kami hanya menjelaskan beberapa diantaranya saja.
1. Doa adalah ibadah penting yang diperintahkan Allah. Dan tidak pernah berdoa termasuk kesombongan yang mengantar pelakunya masuk neraka. Hal ini dijelaskan Allah dalam firmanNya,
1. Doa adalah ibadah penting yang diperintahkan Allah. Dan tidak pernah berdoa termasuk kesombongan yang mengantar pelakunya masuk neraka. Hal ini dijelaskan Allah dalam firmanNya,
“Dan Tuhan-mu berfirman, ‘Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan
Ku-perkenankan bagimu. Sesungguhnya orang-orang yang menyombongkan diri
dari menyembah-Ku[berdoa kepada-Ku] akan masuk neraka Jahannam dalam
keadaan hina dina.’” (QS. Ghafir: 60).
Ayat yang mulia ini menunjukkan doa adalah ibadah yang Allah
perintahkan kepada hamba-Nya. Kemudian menamakan orang yang tidak mau
berdoa sebagai orang yang sombong yang mendapat ancaman masuk neraka.
2. Doa adalah sesuatu yang paling mulia disisi Allah, sebagaimana dijelaskan Rasulullah dalam sabda beliau,
“Tidak ada yang lebih mulia atas Allah dari doa.” (HR. Bukhari dalam Al-Adab Al-Mufrad dan dinilai hasan oleh Syeikh Al-Albani dalam Shahih Al-Adab Al-Mufrad, 549).
“Siapa yang tidak meminta kepada Allah niscaya Allah murka kepadanya.” (HR. Ahmad dan At-Tirmizi dan dinilai hasan oleh Syeikh Al-Albani dalam Shahih Al-Adab Al-Mufrad, 512).
Jelaslah doa seorang hamba termasuk kewajiban terpenting, karena
menjauhkan sesuatu yang menjadikan Allah murka adalah wajib tanpa
khilaf. (lihat Tuhfah Adz-Dzaakirin, hal. 31).
“Tidak ada yang bisa menolak takdir kecuali doa.” (HR. Ahmad dan dinilai hasan oleh Syeikh Al-Albani dalam Shahih Al-Jaami’, 7687).
Bahwasanya berdoa itu termasuk takdir Allah. Terkadang Allah akan
menetapkan suatu takdir untuk hambanya dengan syarat ketika dia tidak
berdoa. Namun jika dia berdoa, maka Allah menghapus takdir tersebut
untuknya. (lihat Tuhfah Adz-Dzaakirin hal. 31).
5. Doa menjadi sebab dihilangkan bencana setelah terjadinya, sebagaimana dijelaskan Rasulullah dalam sabdanya,
“Siapa yang dimudahkan berdoa maka dibukakan baginya pintu-pintu
rahmat. Allah tidak ditanya sesuatu yang diberi lebih Dia sukai dari
permintaan sehat (afiyah), karena doa bermanfaat pada musibah yang telah
terjadi dan yang belum terjadi. Maka wajib bagi kalian -wahai hamba
Allah- untuk berdoa.” (HR At-Tirmizi dan dinilai hasan oleh Syeikh Al-Albani dalam Shahih Al-Jaami’, 3409).
Dan sudah sepantasnya, seorang hamba apabila mendapatkan rasa suka
dan semangat untuk segera memperbanyak doa. Karena itu, akan dikabulkan
dan akan ditunaikan kebutuhannya dengan keutamaan dan rahmat Allah.
Sebab dibukanya pintu-pintu rahmat adalah tanda dikabulkannya doa.
6. Doa menjadi sifat hamba Allah yang bertakwa, seperti dijelaskan Allah dalam firman-Nya,
“Sesungguhnya mereka adalah orang-orang yang selalu bersegera dalam (mengerjakan) perbuatan-perbuatan yang baik dan mereka berdoa kepada Kami dengan harap dan cemas dan mereka adalah orang-orang yang khusyu’ kepada kami.” (QS Al-Anbiya’: 90).
“Sesungguhnya mereka adalah orang-orang yang selalu bersegera dalam (mengerjakan) perbuatan-perbuatan yang baik dan mereka berdoa kepada Kami dengan harap dan cemas dan mereka adalah orang-orang yang khusyu’ kepada kami.” (QS Al-Anbiya’: 90).
7. Doa menjadi sebab ke-istiqamah-an dan
kemenangan atas musuh. Seperti dalam doa Thalut dan tentaranya ketika
berhadapan dengan Jalut dan tentaranya yang jauh lebih besar dan
lengkap,
“Ya Tuhan Kami, tuangkanlah kesabaran atas diri Kami, dan
kokohkanlah pendirian Kami dan tolonglah Kami terhadap orang-orang
kafir.” (QS. Al-Baqarah: 250).
Dan hasilnya adalah tentara Thalut berhasil mengalahkan tentara Jalut
dengan izin Allah dan (dalam peperangan itu) Daud membunuh Jalut.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar